Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia tak mau kalah dengan pandemi virus corona. Pelaku usaha terus berinovasi sebagai strategi bertahan dan beradaptasi.
Tus Muliati (63) misalnya. Wanita yang akrab disapa Bunda Entuy ini yakin usahanya masih dan akan terus bertahan di saat pandemi corona. Ia masih tetap berjualan makanan di food court sekitar GOR BIMA Cirebon, meski ada perubahan produk yang ia jual.
Awalnya, Bunda Entuy makanan siap saji di etalasenya. Namun, saat virus corona mewabah, ia beralih menjadi warung yang menawarkan layanan nasi box dari kantor ke kantor. Ia tak lagi menyediakan makanan di tempat seperti biasanya. Hal tersebut dilakukan Bunda Entuy untuk menghindari makanan dari kontaminasi virus sehingga mencemari makanan.
Bunda Entuy sendiri sudah menjalankan bisnisnya di bidang makanan dan minuman sejak kelahiran anak pertamanya. Berbagai usaha makanan sudah dijajal mulai dari berjualan bahan makanan, seperti bawang goreng, bumbu matang, cabe iris, dan sambal goreng, hingga makanan jadi seperti mpek-mpek dan batagor.
Salah satu indikator kelancaran bisnis pedagang di masa sekarang adalah cerdas dalam mengelola operasional bisnisnya, tak terkecuali dalam melakukan perhitungan bisnis dengan benar dan praktis. Sehingga demi kelancaran bisnis, sudah tentu penting sekali bagi para pengusaha untuk melakukan pencatatan dari hasil penjualannya.
Namun demikian, Bunda Entuy mengaku tidak pernah menghitung secara pasti untung rugi dalam berjualan karena tidak pernah melakukan pencatatan sama sekali selama 34 tahun berdagang. Bagi Bunda Entuy, yang terpenting berapapun penghasilan yang ia dapat bisa untuk membiayai kehidupan keluarganya.
"Dari dulu, Bunda nggak pakai aturan ataupun catatan untuk mengelola bisnis. Fokus utama adalah bagaimana cara agar bisa mencapai target anak-anak tidak putus sekolah dan tetap hidup sehat. Jadi setiap ada pemasukan, langsung bunda gunakan. Apa yang ada pun Bunda jalani. Karena prinsip hidup Bunda ada dua yang jadi pegangan hidup, yang pertama Bismillah, dan yang kedua niat suci langkah pasti segalanya atas izin-Nya,” katanya, Selasa 30 Juni 2020.
Kelancaran usaha ini, kata Bunda Entuy, tak lepas dari peran teknologi digital dari Youtap Indonesia. Meski ia tak menampik bahwa di awal mengenal teknologi tersebut, ia tak langsung tertarik. Sebab, smartphone atau ponsel, baginya hanya sebuah alat komunikasi dan sarana untuk membaca berita semata
“Tidak pernah berpikir menggunakan teknologi untuk mengelola usaha. Sama seperti emak-emak yang sering hanya menggunakan ponselnya untuk berkomunikasi, telepon ataupun chat,” katanya.
Diakui Bunda Entuy, awal mula dirinya mengenal Youtap adalah dari kerabat anaknya yang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan dirinya pada awal 2020. Semenjak saat itu Bunda Entuy mulai merasakan pemanfaatan teknologi yang sangat besar saat ia mulai belajar menggunakan teknologi tersebut.
"Waktu pertama kenal teknologi ini, saya diajarkan cara penggunaannya oleh beberapa tim Youtap. Saya terkesan pada anak muda yang mengenalkan teknologi ini, wah rajin banget mau ajari emak-emak seperti saya. Padahal saya pakai ponsel hanya untuk komunikasi dan baca berita. Sekarang malah diajarkan cara memasukkan data ke ponsel saat ada orang jajan. Awalnya saya pikir ini sulit. Tapi setelah saya tahu cara pakainya, ternyata sangat membantu operasional saya. Sekarang saya jadi tahu berapa banyak keuntungan saya dan alokasi saya, jadi keliatan semua. Per minggu bahkan ada laporannya, keuntungan menurun atau nambah. Saya salut dengan tim Youtap yang terus mendorong orang seperti saya untuk tidak berhenti dan terus mau belajar," jelasnya.
Kemudahan yang Bunda Entuy rasakan pun turut dikenalkan kepada sesama pedagang di food court shelter Bima. Ia mengatakan, penting agar para pemilik usaha secara perlahan bisa paham mengembangkan bisnis dengan langkah digital. Harapan Bunda terhadap bisnis yang ia jalankan pun tidak berlebihan. Menurutnya, dengan adanya Youtap, peluang dan pintu berbisnis menjadi terbuka lebar. Ia pun ingin terus menanamkan kebaikan bagi setiap orang agar tidak lelah untuk berbagi, termasuk berbagi mengajarkan teknologi digital ini ke sesama pedagang.
Menanggapi kisah Bunda Entuy yang terbantu bisnis warung nya dengan memanfaatkan platform Youtap, CEO dari Youtap Indonesia, Herman Suharto mengatakan aplikasi Youtap memang dirancang sedemikian rupa agar para pedagang dari berbagai rentang usia dapat dengan mudah menggunakannya.
“Seperti yang dialami oleh Bunda Entuy, meski usia sudah tak lagi muda, Bunda Entuy dapat dengan mudah menggunakan aplikasi Youtap untuk mengelola operasional usahanya,” kata Herman.
Dalam masa new normal seperti sekarang, lanjut Herman, selain transaksi pembayaran yang lebih higienis, pengelolaan yang akurat dan praktis kian menjadi realita baru bagi semua orang dalam berdagang.
“Kami berharap akan ada banyak lagi UMKM yang mengambil #LangkahDigital seperti Bunda Entuy, agar dapat bertahan selama masa-masa penuh tantangan ini," tutup Herman.