Seperti yang kita tahu, kini pertumbuhan bisnis startup memang sedang berkembang pesat beberapa tahun terakhir. Namun sayangnya, tidak semua mampu bertahan lama dan justru mengalami fenomena startup bubble. Apa itu startup bubble? Simak penjelasannya berikut, yuk.
Startup bubble adalah suatu fenomena yang seringkali dihadapi oleh sejumlah pelaku bisnis yang di mana siklus ekonominya mengalami kenaikan harga produk atau aset secara drastis dalam waktu cepat, namun juga diikuti oleh penurunan harga yang cepat pula.
Hal ini biasanya disebabkan karena produk bisnis tidak mampu lagi bersaing di pasaran. Sehingga nantinya bisnis mengalami kerugian karena tidak dapat menjual produk ke pasar dengan baik. Akhirnya pangsa pasar bisnis pun juga turun secara signifikan.
Terjadinya startup bubble juga bisa disebabkan dari investor, dimana umumnya mereka akan jadi lebih selektif dalam pendanaan. Dengan semakin banyaknya startup baru bermunculan, para investor tentu menjadi memiliki lebih banyak alternatif untuk menginvestasikan uangnya.
Fenomena seperti ini tentunya bisa berdampak pada startup dalam mencari modal tambahan. Terlebih jika startup tidak memiliki performa yang baik, maka para investor akan memiliki pikiran bahwa terlalu beresiko untuk menyuntikan dana pada startup tersebut.
Pandemi COVID-19 memang memberikan banyak perubahan baru pada tata kehidupan. Ini bisa dilihat dari banyaknya startup yang muncul menawarkan solusi untuk mengimbangi perubahan hidup akibat pandemi.
Tetapi pandemi saat ini telah menunjukan keadaan jauh lebih baik, di mana aktivitas pun mulai berjalan normal. Sehingga menimbulkan kesulitan menjual produk bagi sebagian startup yang membantu masyarakat untuk mengisi kekosongan akibat pandemi.
Terakhir karena kondisi pasar mulai jenuh. Ini terjadi karena terlalu banyaknya produk serupa yang terus menerus ditawarkan ke pasar. Tak hanya itu saja, tetapi persaingan pasar yang kerap memberikan diskon terus menerus juga dapat mengganggu cash flow dan revenue perusahaan.
Melansir dari Kompas berikut beberapa tahapan terjadinya startup bubble:
Di mana investor akan tertarik dengan paradigma atau inovasi baru dan kemungkinan berpotensi ramai di masa depan.
Biasanya akan ditandai dengan harga yang melambung tinggi setelah pergeseran. Jika sudah berhasil merebut perhatian pasar, maka akan lahir tahap booming atau meledak. Tahap inilah, aset perusahaan akan mencuri perhatian pelaku pasar dan investor.
Ini merupakan puncak kenikmatan startup, karena terjadi kenaikan harga yang cukup drastis, kemudian muncul euphoria dari para investor memberikan pendanaan cukup besar tanpa memperhitungkan profit.
Tahapan mendapatkan keuntungan atau profit. Nantinya para investor akan melakukan penjualan aset untuk mendapatkan keuntungan.
Ketika bubble burst terjadi, maka bisnis akan mulai panik. Sehingga harga aset yang tadinya melambung naik, akan menurun drastis. Ini membuat investor harus berhadapan pada turunnya nilai aset kepemilikan.
Apabila terjebak di situasi seperti ini, para investor akan berlomba mencairkan aset mereka dengan harga berapapun, sebelum mengalami kerugian yang lebih buruk.
Dampak paling utama yang ditimbulkan akibat dari startup bubble adalah munculnya masalah keuangan, karena kesulitan menjual produk dan mendapatkan suntikan dana investor.
Kemudian juga banyaknya PHK yang terjadi untuk melakukan penghematan. Cara ini dilakukan sebagai solusi menghindari perusahaan dari kebangkrutan.
Itulah pengertian startup bubble yang saat ini sedang marak terjadi. Jadi, agar memiliki performa yang baik, tentu pebisnis harus bisa melakukan pengelolaan dengan cara tepat tepat. Maka dalam hal ini penting sekali untuk mulai menggunakan sistem pengelolaan bisnis berbasis digital seperti Aplikasi Youtap yang tentunya sudah dilengkapi dengan fitur terlengkap dan paling canggih.
Bagi kamu yang tertarik bisa juga baca informasi dan tips selengkapnya hanya di di Blog Youtap! Tidak hanya itu saja, pastikan juga untuk selalu update dengan informasi promo maupun acara-acara menarik dari Youtap, ya.