Sebagai pelaku bisnis, melakukan pencatatan transaksi keuangan secara rutin dan benar adalah kegiatan yang harus diperhatikan, apalagi saat memasukkan seluruh data yang masuk ataupun keluar. Tujuan pencatatan ini tentunya agar informasi yang diberikan bagi perusahaan bisa diakui keasliannya atau valid.
Namun sayangnya, beberapa pelaku bisnis mungkin pernah ada yang mengalami laporan keuangannya transaksi tidak valid atau palsu. Biasanya hal tersebut disebabkan karena pencatatan tidak rapi, rutin atau juga disebabkan faktor lainnya. Demi menghindari hal tersebut, berikut ini beberapa cara pencatatan transaksi keuangan yang tepat dan rapi.
Langkah pertama untuk pencatatan transaksi keuangan yang tepat, kamu harus mengumpulkan semua bukti yang telah dilakukan. Beberapa contoh dari bukti transaksi yaitu faktur atau invoice, nota, bukti penerimaan, bukti pembayaran, kuitansi, surat perjanjian, cek dan bukti-bukti lainnya.
Bukti-bukti transaksi keuangan tadi yang sudah dikumpulkan bukan berarti dapat dicatat seluruhnya. Kamu hanya boleh mencatat bukti transaksi di pembukuan yang asli saja. Kemudian, langkah kedua ini pastikan bahwa bukti transaksi sudah valid atau asli karena akan berkaitan dengan proses-proses selanjutnya terutama bagian audit.
Agar kamu bisa mengetahui keaslian bukti transaksi lakukanlah pengecekan silang antar pihak, baik pihak internal maupun eksternal. Selain itu periksa juga terkait informasi perusahaan, tanda tangan atau stempel.
Agar pencatatan transaksi rapi, kamu harus melakukannya sesuai dengan langkah atau tahapan secara berurutan yang benar.
Kemudian, agar pencatatan bisa berjalan lebih efisien, maka selalu catat setiap transaksi yang telah dilakukan ke dalam jurnal. Hindari untuk menunggu hingga transaksi terkumpul karena bisa terjadi hilangnya bukti atau lupa mencatat.
Selanjutnya, kamu perlu tahu bahwa buku besar merupakan catatan dari transaksi yang dikelompokkan sesuai dengan akunnya. Dengan mengunggah jurnal ke dalam buku besar, tentu akan memudahkan kamu membuat laporan keuangan nantinya.
Baca juga: 4 Tahapan Penyusunan Anggaran Bisnis
Membuat neraca transaksi keuangan pun tidak boleh dilupakan. Hal ini ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah saldo sisi aktiva atau debit sama dengan saldo sisi pasiva atau kredit.
Apabila, kamu menemukan kasus bahwa jumlahnya belum seimbang maka artinya ada transaksi yang belum dicatat atau ada kesalahan dalam menghitung. Dengan membuat neraca ini sebenarnya dapat mengurangi risiko kesalahan yang mungkin terjadi saat membuat laporan keuangan.
Setelah semua langkah di atas telah dilakukan dengan rapi dan benar, terakhir kamu harus membuat laporan keuangan. Pada bagian laporan keuangan ini, kamu hanya tinggal menulis dengan rapi dan mengikuti aturan atau standar laporan keuangan berlaku. Contohnya seperti laporan laba rugi, perubahan modal, neraca dan laporan arus kas.
Memang pencatatan transaksi keuangan hanya perlu meluangkan waktu dan tenaga dalam prosesnya. Namun, seiring dengan berkembangnya dunia teknologi saat ini kamu bisa lebih cepat dan akurat untuk melakukan pencatatan transaksi hanya dengan menggunakan software atau satu aplikasi.
Dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan Youtap POS dalam pengelolaan bisnis. Di mana dalam satu aplikasi telah menyediakan berbagai macam fitur canggih untuk membantu mengelola usaha seperti POS Kasir, E-menu, QRIS dan semua Cashless, Riwayat Transaksi, Cetak Struk Sekali Tap, Analisa Pintar, Kalkulator Digital, Multi Perangkat Terkoneksi, Pembayaran Tunai, Penyesuaian Harga dan Pajak serta Analisa Produk.
Tak hanya itu saja, kini kamu juga bisa langsung Mulai Usaha apapun dengan Aplikasi Youtap yang memiliki berbagai solusi pengelolaan terlengkap dan terpercaya. Yuk, dapatkan juga berbagai macam informasi, tips, promo, hingga event di Blog Youtap.