Kini banyak orang melakukan pembelian terhadap suatu produk karena melihat hasil review yang menarik di media sosial, bukan? Tanpa disadari, tindakan tersebut ternyata masuk dalam social proof atau bukti sosial dalam dunia marketing, lho. Secara garis besarnya, strategi social proof ini adalah konsep yang mengatakan bahwa tindakan seseorang dapat dipengaruhi oleh orang atau kelompok tertentu, khususnya pada situasi yang masih baru.
Strategi social proof ini memang sangat dibutuhkan di era teknologi seperti sekarang ini, di mana masyarakat mulai terbiasa dengan belanja online. Akibat mereka tidak bisa merasakan atau mencoba suatu produk secara langsung, maka melalui review dari sekelompok orang, pelanggan akan lebih mudah percaya untuk menentukan pembelian. Lebih jelasnya, berikut penjelasan mengenai strategi social proof dalam marketing.
Melansir penjelasan dari laman sprout social, pemasaran dengan strategi social proof ini mencakup beberapa hal seperti, orang-orang yang akan berbelanja, mereka cenderung mencari ulasan terlebih dahulu atau rekomendasi, serta cara menggunakan produk sebelum mengambil keputusan.
Oleh karena itulah, mengapa toko online bekerja sangat keras untuk membuat orang meninjau produk mereka atau review secara jujur, karena bisa menjadi salah satu bentuk dari strategi social proof dalam meningkatkan jumlah pembelian dari pelanggan.
Jadi, bagi kamu yang sedang merintis bisnis dan ingin menarik para calon pelanggan baru, strategi social proof sangat dibutuhkan. Pasalnya, strategi satu ini dapat menjadi bukti nyata bahwa orang lain telah membeli dan menemukan value lebih dalam produk atau layanan yang ditawarkan oleh bisnis.
Sebagai contoh sederhana, menunjukan kepada calon pelanggan seberapa populer produk atau layanan bisnis milikmu di mata banyak orang. Kepopuleran yang ditunjukan ini tentunya akan memberikan efek kepada orang lain dan membuat mereka merasa perlu membeli juga. Apabila strategi social proof diterapkan dengan tepat dan benar, maka dapat menjadi cara untuk meningkatkan konversi.
Perlu diketahui bahwa dengan melakukan strategi social proof dalam marketing, maka para BOS bisa memberikan bandwagon effect atau efek “ikut-ikutan” bagi pelanggan, lho. Artinya, apabila seseorang berada di situasi yang asing atau tidak pasti, dan melihat hal-hal menarik tentang sebuah produk atau layanan, maka cenderung akan mengikuti kelompok atau mayoritas tersebut.
Tak hanya itu saja, efek ikut-ikutan ini juga bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan kepada bisnis. Alasannya karena dengan menunjukan banyaknya yang melakukan transaksi dan merasa puas, maka calon pelanggan baru yang melihat hal tersebut akan lebih percaya mendatangi atau bahkan ikut bertransaksi juga.
Tipe social proof pertama adalah melibatkan pelanggan, yaitu bagikan review mereka yang merasa puas setelah menggunakan produk dari bisnis milikmu. Beberapa cara untuk melakukan hal ini adalah dengan membagikan review atau testimoni pelanggan di situs jualan. Contohnya kamu bisa repost review yang diberikan pelanggan pada channel media sosial jualan atau membuka kolom komentar khusus testimoni.
Tipe social proof kedua adalah melakukan kerja sama dengan artis untuk review produk bisnis. Pasalnya, saat ini artis atau influencer di media sosial memang memiliki pengaruh cukup besar dalam memasarkan sebuah produk bisnis, sehingga promosi pun akan lebih efisien.
Tak hanya sekadar memiliki jumlah pengikut yang banyak, masyarakat cenderung ingin mengikuti atau mirip dengan artis yang mereka sukai. Sehingga kemungkinan besar para pengikutnya akan membeli produk yang sama dengan artis atau influencer tersebut.
Dalam bisa melakukan strategi social proof marketing yang melibatkan artis ini, kamu dapat endorsement atau kerjasama. Apabila tersedia budget yang lebih, bisa juga untuk menjadikan mereka brand ambassador bisnis dan libatkan dalam berbagai agenda promosi.
Selain artis atau influencer, kamu juga bisa melibatkan beberapa ahli yang dinilai memiliki banyak pengetahuan tentang produk yang dijual. Alasan menggunakan ahli ini untuk meningkatkan kredibilitas produk bisnis.
Tipe social proof yang ketiga adalah share atau bagikan tentang produk bisnismu ke teman di lingkungan terdekat. Pasalnya, rekomendasi dari teman biasanya akan lebih akan didengar dibandingkan dari orang yang tidak dikenal.
Promosi dari mulut ke mulut ini memang terbilang lebih personal, di mana kalimat dari teman cenderung mudah dipercaya karena merasa memiliki ikatan. Jadi, dengan konsep ini, kamu bisa coba minta relasi, keluarga, atau teman yang dimiliki untuk bantu menyebarkan bisnis kepada teman atau keluarganya.
Tipe social proof yang keempat adalah mencantumkan data penjualan yang valid. Tak bisa dipungkiri bahwa data-data positif yang dimiliki oleh bisnis seperti jumlah penjualan, pelanggan atau pengikut di sosial media sangat berpengaruh pada bisnis. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencantumkan angka secara spesifik bila jumlahnya besar, karena mampu mengundang lebih banyak calon pelanggan.
Tipe social proof yang kelima adalah menunjukkan sertifikasi produk bila ada. Cara ini juga bisa membuat bisnis terlihat lebih kredibel karena tidak dijual atau dikeluarkan oleh sembarang orang. Jadi, boleh dicantumkan sertifikasi di berbagai tempat agar masyarakat mengetahui apa yang telah dicapai dan meningkatkan kredibilitas.
Itulah pengertian, alasan penting menggunakannya dalam marketing hingga tipe strategi social proof yang dapat ditiru. Cobalah untuk menggunakan strategi social proof dengan tipe yang memang cocok untuk kebutuhan bisnismu, karena dapat meningkatkan konversi.
Namun, yang paling penting strategi tersebut harus direncanakan dengan baik dan sesuai target pasar. Agar bisa lebih fokus menyusun strategi dan berjualan, jangan lupa gunakan Youtap POS, yaitu aplikasi kasir multifungsi yang bisa bantu kamu kelola bisnis dengan lebih mudah dan efektif.