Saat ini, tidak hanya wanita yang fokus untuk menjaga seluruh kesehatan kulit, namun laki-laki pun juga sudah banyak aware dan mulai menggunakan skincare secara rutin. Hal tersebut tentunya membuat skincare banyak dicari oleh masyarakat dan bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Bagi yang tertarik, berikut cara memulai bisnis skincare yang tepat.
Namun, sebelum masuk pada pembahasan inti, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa melansir Databooks yang diambil dari laporan Statista, pendapatan di pasar Kecantikan & Perawatan Diri pada tahun 2022 mencapai US$7,23 miliar atau Rp111,83 triliun. Menariknya, pasar diperkirakan akan terus tumbuh setiap tahun sebesar 5,81 persen.
Melihat data di atas terkait dengan pasar Kecantikan & Perawatan Diri, tentu membuat peluang bisnis skincare semakin menjanjikan, lho. Sama dengan menjalankan bisnis di bidang lainnya, hal pertama yang harus dilakukan untuk memulai bisnis skincare adalah membuat perencanaan dan perhitungan modal. Lebih jelasnya, berikut beberapa cara memulai bisnis skincare:
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menentukan model bisnis yang akan dijalankan. Pastikan model bisnis sesuai dengan kondisi modal yang kamu punya. Apabila kamu memiliki modal yang cukup banyak, tak ada salahnya untuk coba mendirikan bisnis skincare dengan brand sendiri.
Tetapi, apabila tidak memiliki modal yang banyak, kamu bisa berbisnis dengan menjadi reseller, franchise atau membuka jasa titip skincare.
Riset pasar adalah hal penting yang harus kamu lakukan sebelum memulai bisnis. Cara ini dapat membantu kamu untuk mendapatkan berbagai macam insight seperti produk skincare apa saja yang banyak diminati hingga ke persaingan.
Jika sudah melakukan riset pasar, kamu harus menentukan target yang tepat. Produk-produk skincare memiliki beragam jenis tergantung pada jenis masalah kulit tertentu, gender hingga usia.
Pastikan produk skincare yang baik harus memiliki izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sebelum beredar resmi di pasaran.
Dan bagi para reseller dan dropshipper skincare, pastikan terlebih dahulu bahwa produk yang kamu jual atau tawarkan telah lulus uji BPOM. Carilah supplier secara teliti karena ada banyak produk skincare yang ternyata belum lulus uji di pasaran.
Dengan adanya target audiens yang jelas, kamu bisa mengetahui siapa saja yang akan menjadi konsumen bisnis. Selain itu juga bisa lebih mudah merumuskan strategi pemasaran, serta melakukan promosi spesifik sesuai dengan target yang sudah ditentukan.
Memiliki brand sendiri dengan nama dan desain yang unik, tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi calon konsumen. Dan bisa menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan penjualan bisnis.
Selain produk skincare yang menarik, kamu juga harus benar-benar memikirkan tentang packaging. Kamu juga bisa menciptakan packaging khusus untuk jenis skincare tertentu agar fungsinya tetap terjaga.
Selanjutnya adalah pembuatan katalog produk. Hal ini pentingnya apalagi bagi kamu yang menjalankan bisnis skincare online. Dengan adanya katalog produk ini, konsumen akan menjadi lebih tertarik dan dapat memberikan mereka informasi secara lengkap.
Kemudian melakukan promosi online secara tepat. Dalam hal ini, kamu bisa memanfaatkan penggunaan media sosial untuk mempromosikan bisnis skincare. Buatlah berbagai unggahan dengan copy dan visual yang menarik. Kamu juga bisa gunakan promo-promo menarik untuk meningkatkan engagement dari para audiens, sehingga mereka tertarik menjadi konsumen.
Itulah beberapa tips jitu memulai bisnis skincare agar bisa berjalan lancar dan sukses. Jadi, sama seperti bisnis di bidang lainnya, kamu juga harus tetap memiliki perencanaan matang mulai dari model bisnis, riset dan penentuan target pasar, pemilihan produk skincare, packaging, katalog, hingga promosi.
Kemudian, untuk menunjang kemajuan bisnis skincare, pastikan mulai menggunakan sistem berbasis digital seperti Youtap POS dalam pengelolaannya, ya. Pasalnya, melalui aplikasi ini kamu bisa menggunakan berbagai macam fitur canggih yang salah satunya dapat membantu membuat laporan penjualan, pencatatan transaksi secara otomatis dan lain-lainnya.