Merebaknya pandemi Covid-19 telah memukul sejumlah sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia, tak terkecuali para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Untuk bisa bertahan dalam kondisi ini, para pelaku usaha harus melakukan berbagai strategi.
Seperti yang dilakukan oleh Maria Nurul, perempuan asal Semarang yang sudah bergelut dalam dunia bisnis sejak 2007 ini melakukan strategi dengan mengalihkan bisnisnya. Wanita berusia 33 tahun ini awalnya menjalankan usaha toko bunga (florist).
Namun karena adanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) penjualannya sedikit lesu sehingga pendapatannya pun berkurang.
Kondisi ini tak lantas membuat Maria menyerah dengan keadaan. Dirinya berusaha agar tetap bisa dapat penghasilan dengan cara beralih mengelola toserba (toko serba ada) online yang menjual beraneka makanan seperti sambal cumi, tahu, kue kering, dan parsel lebaran.
Bagi perempuan yang memiliki 2 anak ini, semangat untuk tetap maju agak bisa menghidupi keluarga kecilnya.
“Penurunan pendapatan harian sudah tidak bisa dihindari. Penting untuk memutar otak dengan melihat berbagai peluang agar bisa tetap berkembang. Karena usaha sudah lesu sejak pandemi ini terjadi, banyakorang yang lebih memilih untuk berbelanja secara online. Dari situlah terbersit untuk membuka usaha toserba. Usaha baru ini pun membuahkan hasil yang manis. Omzet penjualan meningkat sebesar 100% dibanding sebelumnya," ujar Maria.
Tak sedikit jenis usaha yang telah Maria jajal sejak ia masih duduk di bangku sekolah, mulai dari jualan baju, catering, florist, hingga membuka toko toserba online. Dalam berjualan, Maria telah akrab dengan teknologi karena dapat memudahkan pembeli maupun dirinya sendiri dalam berbelanja serta mengelola bisnisnya. Termasuk memilih sistem pengelolaan toko dengan bantuan pembukuan digital dari Youtap Indonesia.
Sebelum mengenal solusi teknologi dari Youtap Indonesia, Maria menghadapi kendala manajemen keuangan yang kurang rapi. Banyaknya pesanan yang dia terima dalam satu waktu, membuatnya sering lupa dalam melakukan pencatatan hal-hal detail yang ada untuk penjualan barangnya.
Bermodal ingatan, kerap kali membuatnya kesulitan dalam melakukan pembukuan. Hal ini yang membuat Maria sedikit mengalami kesulitan dalam mengetahui dengan jelas perkembangan bisnisnya.
“Saat berdagang bunga, seringkali saya lupa mencatat hal-hal detail seperti bunga apa saja yang telah terjual. Karena itu, saya seringkali bermodal ingatan. Akibatnya saat saya harus mencatat secara manual arus pemasukan dan pengeluaran penjualan saya di buku, ada saja yang terkadang terlewat. Dengan adanya Youtap, memudahkan saya selaku pengelola toko agar lebih rapi dalam mencatat keuangan,” tuturnya.
Teknologi Youtap Indonesia sudah dimanfaatkan Maria sejak dirinya menjalani bisnis florist hingga bisnis toserbanya saat ini. Dengan beralihnya bisnis tersebut, Youtap turut merespon permintaan perubahan bidang bisnis yang dimiliki Maria ini dengan cepat.
Meski baru berjalan 3 minggu, banyak keuntungan yang dirasakan Maria. Bukan hanya pencatatan hasil penjualan yang lebih rapi dan pengaturan arus keluar masuk barang yang teratur saja, ia juga terbantu dengan adanya fitur transaksi non-tunai. Dalam kondisi pandemi seperti sekarang, fitur ini turut membantunya untuk bisa berdagang dengan lebih bersih dan sehat.
Maria juga memaksimalkan fitur katalog produk dengan memasukkan dagangan toserba yang ia jual untuk pencatatan penjualan. Ia merasakan sekali bagaimana Youtap bisa membantunya mengelola usaha dari bisnis sebelumnya hingga usaha toserbanya sekarang.
Artikel ini telah dimuat di Bisnis.com
Tautan lainnya: Merdeka.com, Harianjogja.com, Antaranews Jateng, Antaranews Sumbar, Sindonews.com, Markettrack.id, Mnews.co.id, Kuasakata.com