Ketika menyusun strategi bisnis, kamu harus paham cara menghitung harga jual. Alasannya karena dengan menetapkan harga jual yang tepat, maka kamu bisa dapatkan keuntungan secara maksimal. Namun, jika terjadi kesalahan dalam menentukan harga maka bisa sangat merugikan. Agar tidak bingung, simak rumus cara hitung harga jual berikut ini, yuk.
Sebelum masuk pada pembahasan inti, perlu kamu ketahui terlebih dahulu bahwa harga jual adalah sebuah rumusan angka yang dibebankan kepada konsumen. Nilai dari harga jual ini sendiri didapatkan dari hasil hitung total ongkos produksi, non-produksi, serta keuntungan atau profit keinginan dari penjualan.
Berikut ini beberapa rumus harga jual yang dapat kamu praktikkan ketika menawarkan barang maupun jasa:
Rumus harga jual yang pertama adalah break even pricing. Teknik hitung satu ini, lebih mementingkan permintaan pasar dan biaya produksi. Apabila hasil penjualan berada di posisi lebih tinggi dari break even, maka perusahaan memperoleh keuntungan.
Namun sebaliknya, apabila penjualan menunjukkan hasil di bawah batas break even, berarti perusahaan mengalami kerugian setelah penjualan. Agar bisa menggunakan metode ini, kamu perlu mengkategorikan biaya dalam variabel berubah-ubah dan tetap.
Kemudian, pastikan semua barang terjual hingga habis dan modal fluktuatif per satuan produk memiliki nilai dan harga serupa.
Rumus harga jual yang kedua adalah cost plus pricing. Di mana kamu bisa kalkulasikan terlebih dahulu keperluan modal, setelah itu tambahkan biaya tersebut dengan keuntungan yang ingin diperoleh.
Umumnya, surplus menggunakan satuan dalam bentuk persentase. Jadi, selain ongkos pembelian bahan baku, biaya operasional tersebut juga harus ditambahkan dalam komponen modal pada rumus jual beli cost plus pricing. Agar tidak bingung, ini rumus harga jualnya lebih sederhana cost plus pricing = modal + persentase keuntungan.
Rumus harga jual yang ketiga adalah mark up pricing yang mirip dengan teknik cost plus.
Tetapi, perbedaan ada pada bagaimana teknik cost plus menggunakan persentase dalam mengkalkulasi laba yang diinginkan, sedangkan mark up pricing memberikan nilai keseluruhan atau jumlah keuntungan yang ingin didapatkan sebagai pebisnis. Sederhananya, rumus harga jualnya adalah mark up pricing = modal + modal yang diinginkan.
Rumus harga jual yang keempat adalah mengacu pada manufacturer suggested retail pricing. Dengan teknik satu ini kamu tidak perlu repot lagi menggunakan kalkulasi-kalkulasi tertentu. Tetapi cukup mengikuti ketentuan harga jual produk yang telah ditetapkan oleh pabrik.
Teknik berikut memang umumnya digunakan dalam industri manufaktur seperti barang-barang elektronik, kendaraan, dan lain-lainnya. Meskipun begitu, tetap ada saran khusus mengenai harga yang sebaiknya ditawarkan kepada pelanggan. Contohnya pihak-pihak distributor seperti retailer atau dealer dapat mendongkrak harga jual, agar bisa mencapai keuntungan lebih besar.
Rumus harga jual yang kelima berdasarkan harga pasar dengan menggunakan modal yang diperlukan untuk menawarkan produk atau jasa sebagai acuan utama. Harga pasar adalah biaya yang dikenakan kepada pelanggan saat membeli barang atau servis serupa di daerahmu.
Rumus harga jual yang keenam adalah metode value based pricing, menekankan pada nilai atau daya beli calon pelanggan. Cara hitung satu ini memang lebih sulit lantaran kurangnya informasi mengenai berapa harga yang ditawarkan oleh pelanggan.
Sehingga kamu perlu melakukan riset atau survei ke beberapa calon konsumen. Apabila tidak bisa mendapatkan jawaban dari responden, kamu dapat menawarkan produk dengan harga tinggi di awal.
Jika calon pembeli tidak sesuai dengan tarif tersebut, mereka dapat menggunakan negosiasi untuk menurunkannya. Teknik ini umum digunakan pada penjualan barang-barang antik maupun unik yang tidak lagi dijual seperti produk seni atau kendaraan dari koleksi pribadi.
Rumus harga jual yang ketujuh adalah keystone pricing, dengan menawarkan dua kali lipat dari modal yang telah dikeluarkan. Cara hitung harga jual satu ini memang terkesan serakah, tetapi banyak perusahaan retailer menerapkannya untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya.
Namun, perlu kamu waspadai ketika menggunakan teknik ini, karena apabila produk tidak sesuai dengan harga tinggi yang telah ditetapkan, pelanggan bisa merasa kecewa dan meninggalkan ulasan buruk untuk bisnismu. Tentu kondisi ini dapat merusak reputasi dan juga statusnya perusahaan yang baru saja berjalan.
Faktor yang memengaruhi rumus harga jual dari internal adalah biaya produksi barang atau jasa tersebut. Contoh sederhananya adalah ongkos bahan baku, membayar karyawan, dan juga operasional seperti tagihan listrik kantor. Semua hal tersebut memberikan dampak bagi tarif akhir produk maupun servis untuk dikenakan pelanggan.
Kemudian, faktor eksternal adalah hal-hal yang tidak dapat diatur oleh pebisnis dan penetap rumus harga jual. Biasanya hal-hal yang terjadi di luar kendali perusahaan seperti:
Itulah cara menentukan harga jual suatu produk atau jasa ketika kamu menjalankan bisnis. Agar tidak mengalami kerugian, kamu harus menghitung harga jual dengan tepat. Dengan begitu, keuntungan yang didapat oleh bisnis pun bisa lebih maksimal.
Kemudian, agar dapat menunjang kemajuan bisnis, pastikan juga kamu menggunakan sistem berbasis digital dalam pengelolaannya, ya. Dalam hal ini kamu bisa menggunakan Youtap POS yang merupakan aplikasi kasir digital dari Youtap Indonesia