Industri jasa merupakan salah satu sektor industri yang mempunyai potensi besar untuk berkembang di Indonesia. Apa saja jenis bisnis yang termasuk di dalam sektor industri jasa? (152 char)
Industri jasa dikelompokkan ke dalam sektor industri tersier. Yakni, industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh dari sektor industri tersier, misalnya, layanan jasa keuangan dan perbankan, transportasi, logistik, telekomunikasi, perawatan kesehatan, perdagangan eceran dan grosir, restoran, layanan administrasi, media, pariwisata, asuransi, perawatan kesehatan, dan juga hukum.
Selain sektor industri tersier, kita juga mengenal tiga sektor industri lainnya, yakni industri primer, sekunder, dan kuartener. Industri primer menghasilkan barang atau produk yang bukan hasil olahan, atau tanpa diolah terlebih dahulu. Misalnya adalah pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
Sementara itu, industri sekunder bekerja mengolah produk industri primer untuk menghasilkan produk jadi atau siap digunakan. Contohnya industri manufaktur, pengolahan, konstruksi, dan produksi energi.
Sedangkan sektor industri kuartener adalah sektor industri yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk memberikan informasi dan keahlian. Sektor kuartener terdiri dari industri intelektual yang menyediakan layanan informasi, seperti komputasi, konsultan dan research and development.
Jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Faktor demografi ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai jenis layanan jasa. Sekedar gambaran demografi di Indonesia, terlihat dari data Administrasi Kependudukan (Adminduk) per Juni 2021. Disebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 272.229.372 jiwa, dimana 137.521.557 jiwa adalah laki-laki dan 134.707.815 jiwa adalah perempuan.
Dari total 272 juta penduduk Indonesia tersebut, sebesar 56,01 persen terkonsentrasi di Pulau Jawa, dimana Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terbanyak jumlah penduduknya, yakni 47.586.943 jiwa. Sedangkan provinsi dengan penduduk tersedikit adalah Kalimantan Utara sebanyak 692.239 jiwa.
Sumber : https://dukcapil.kemendagri.go.id
Selain jumlah penduduknya sangat banyak, wilayah Indonesia pun dipisahkan oleh pulau-pulau. Sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang padat, saat pandemi COVID-19, salah satu industri jasa yang tetap eksis, bahkan mengalami peningkatan cukup signifikan, adalah jasa logistik dan pengiriman cepat (ekspres).
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengumumkan kepada media, bahwa arus pengiriman barang mengalami pertumbuhan hingga 40% selama pandemi Covid-19. Kenaikan ini banyak disumbang oleh industri farmasi, alat kesehatan dan barang-barang konsumsi atau consumer goods.
Baca Juga : 7 Strategi Penjualan Online Paling efektif Meningkatkan Omzet
Melansir Katadata, Ketua Umum ALI Mahendra Rianto menjelaskan pertumbuhan bisnis logistik, berdasarkan rantai pasok barang atau logistik. Terdapat tiga tahap pengantaran, yakni:
Menurut Mahendra, peningkatan arus pengiriman barang terjadi paling besar di tahapan last-mile delivery, yaitu mengalami kenaikan sekitar 30-40%. Kenaikan tersebut disebabkan karena banyaknya gerai-gerai farmasi yang memasarkan produk melalui e-commerce atau platform berjualan online lainnya. Sehingga begitu konsumen memesan, barang bisa langsung dikirimkan, misalnya melalui ojek online.
Namun demikian, Mahendra juga menyebutkan terjadinya penurunan arus pengiriman barang pada layanan mid-mile delivery dan last-mile delivery, selama masa pandemi COVID-19 dikarenakan adanya aturan lock-down di sejumlah negara.
Uraian di atas dapat kamu pertimbangkan untuk memulai usaha di sektor industri jasa, khususnya pada layanan jasa logistik last mile delivery.
Era e-commerce yang sedang berlangsung di Indonesia tentunya ikut memberikan kontribusi besar bagi industri logistik pada layanan jasa pengiriman cepat (ekspres). Bahkan, selama masa pandemi COVID-19, jasa pengiriman ekspres ini merupakan salah satu sektor yang berperan vital menopang perekonomian nasional.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) M. Feriadi, dilansir dari Kompas.com, mengungkapkan bahwa volume pengiriman ekspres rerata nasional sepanjang semester pertama 2021 telah tumbuh sekitar 30 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Industri logistik dapat terus bertumbuh karena kegiatan belanja masyarakat saat ini telah berubah, dari kegiatan belanja konvensional menjadi belanja online melalui berbagai platform perdagangan e-commerce.
Perubahan tersebut, menurut Ketua Asperindo, menyebabkan terjadinya pergeseran tren pengiriman, dari semula lebih banyak pengiriman barang antar provinsi menjadi pengiriman barang di dalam kota.
Nah, bila kamu ingin mempertimbangkan sektor industri jasa di bidang logistik, khususnya pengiriman dalam kota, kamu sebaiknya pelajari lebih lanjut mengenai bidang ini.
Usaha di bidang jasa pengiriman barang itu memerlukan investasi berupa ruangan atau gudang penyimpanan, sumber daya manusia, alat-alat kerja, sistem operasi 24 jam yang memerlukan kesiapan Teknologi Informasi (ICT).
Industri logistik berupa jasa pengiriman dalam kota ini masih terbuka untuk dimasuki. Sebagai gambaran, jumlah anggota Asperindo secara nasional saat ini tercatat sebanyak 367 anggota.
Layanan jasa pengiriman tetap akan memiliki potensi besar meskipun setelah berlalunya masa pandemi. Karena kebutuhan masyarakat berbelanja online akan terus meningkat. Di sisi lain, menurut Ketua Asperindo, hambatan masuk (barriers to entry) di bisnis jasa pengiriman masih relatif kecil. Pebisnis dan investor masih dapat berkreasi mengembangkan usaha di sektor logistik, dengan menawarkan keragaman layanan jasa pengirimannya.
Industri jasa di bidang informasi komunikasi juga memiliki potensi yang cerah. Malah selama masa pandemi mengalami pertumbuhan. Melansir Bisnis.com, sektor informasi-komunikasi mengalami percepatan pertumbuhan, di mana pada kuartal IV/2020 tumbuh 10,91 persen, lebih tinggi dari kuartal yang sama 2019 sebesar 9,78%.
Digitalisasi sektor industri jasa sedang berlangsung di Indonesia. Semakin banyak produsen jasa yang mengubah layanannya ke dalam bentuk digital, atau berubah menjadi digital platform, sebagai sarana penjualan produk. Misalnya pada bidang pendidikan dan kesehatan. Kursus online, dan layanan kesehatan online atau telemedicine, kini berkembang pesat.
Pesatnya permintaan jasa digital tersebut, menurut riset yang dilakukan Google, Temasek dan Bain & Company (2020), menunjukkan bahwa 37 persen dari digital services konsumen pada tahun lalu adalah konsumen baru, di mana 93 persen akan terus menggunakan layanan jasa digital setelah pandemi.
Jasa perdagangan akan terus berkembang seiring perubahan kebiasaan belanja yang terjadi di masyarakat, dari belanja konvensional menjadi belanja online. Data Facebook dan Bain & Company (2020), melansir Bisnis.com, menunjukkan barang yang dikonsumsi oleh konsumen Indonesia meningkat 40% dibandingkan dengan 2019, sedangkan jumlah online shops yang dikunjungi meningkat 30 persen. Secara keseluruhan, jumlah konsumen digital di Indonesia bertambah 35 juta dibandingkan dengan 2018.
Sektor industri jasa yang disebutkan di atas memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Indonesia, yang memiliki 272 juta penduduk ini. Usaha tersebut dapat segera kamu mulai.
Tak perlu khawatir bagaimana melakukan digitalisasi pengelolaan jasa yang akan kamu pasarkan kepada masyarakat. Karena kamu dapat bergabung menjadi Teman Youtap agar dapat efektif mengelola usaha dengan aplikasi Solusi Usaha. Informasi lebih lanjut dapat dilihat dengan mengklik situs Mulai Usaha.