Cloud kitchen adalah restoran atau dapur yang hanya berfokus pada pesanan online. Pesatnya perkembangan digital membuat konsep restoran ini kian menjamur. Tentunya, hal tersebut tak lepas dari pertumbuhan signifikan industri food delivery di Asia Tenggara.
Dilansir dari laporan Momentum Asia bertajuk In Focus: Food Delivery Platforms in Southeast Asia, pada tahun 2023, Asia Tenggara menjadi pasar terbesar untuk layanan pesan-antar makanan secara online. Grab meraih nilai penjualan tertinggi dengan GMV sebesar US$9,4 miliar, disusul oleh FoodPanda senilai US$2,7 miliar, dan Gojek di posisi ketiga dengan US$1,8 miliar.
Menariknya, Indonesia menjadi pemain utama dalam pertumbuhan ini. Pada tahun 2023, nilai transaksinya mencapai US$4,6 miliar, atau setara dengan Rp75,4 triliun (berdasarkan kurs 11/02/2025, US$1 = Rp16.380). Angka ini meningkat US$100 juta dibandingkan tahun 2022.
Peningkatan ini bukan tanpa alasan. Kebiasaan masyarakat dalam memesan makanan secara online mulai terbentuk sejak pandemi 2020, ketika pemerintah menerapkan aturan pembatasan aktivitas di luar rumah, termasuk makan di restoran.
Sejak saat itu, layanan pesan-antar semakin berkembang dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Dengan pertumbuhan yang pesat ini, peluang bisnis di industri cloud kitchen semakin menjanjikan. Jika kamu tertarik untuk terjun ke bidang ini, pahami dulu definisi, keuntungan, dan tantangannya, yuk.
Cloud kitchen adalah dapur atau restoran yang menyediakan makanan dan minuman khusus untuk take away, pick up, atau delivery order (layanan pesan antar). Artinya, cloud kitchen tidak memiliki etalase maupun fasilitas dine in (makan di tempat), sehingga operasionalnya lebih fokus pada layanan berbasis online. Para pelaku usaha ini pun cenderung beroperasi di balik layar tanpa perlu mengelola ruang makan pelanggan.
Konsep ini juga dikenal dengan berbagai istilah lain, seperti ghost kitchen, shared kitchen, virtual kitchen, virtual restaurant, shadow kitchen, atau dark kitchen. Karena tidak memerlukan peralatan lengkap untuk makan di tempat, cloud kitchen menjadi opsi menarik bagi para pelaku usaha F&B yang ingin memulai bisnis dengan modal lebih efisien.
BACA JUGA: Arti Dine In dan Take Away Makanan Serta 15 Istilah Restoran Lainnya
Karena tak melayani dine-in, pelaku usaha cloud kitchen akan mengandalkan teknologi untuk mendapatkan pesanan. Teknologi ini dapat mencakup kerja sama dengan third parties aggregator seperti GrabFood, Shopee Food, dan GoFood. Melalui kerja sama dengan pihak ketiga, brand-mu akan lebih mudah mendapatkan visibilitas di tanpa perlu membangun basis pelanggan dari nol.
Selain melalui third parties, pesanan juga bisa didapatkan dari situs atau aplikasi yang dikembangkan secara mandiri. Bahkan, beberapa cloud kitchen memilih untuk menggunakan armada pengiriman sendiri, meski opsi ini dapat meningkatkan biaya operasional. Namun, kamu perlu mendukungnya dengan aktivitas pemasaran yang telaten. Ini dilakukan sebagai upaya untuk mengenalkan produk atau brand pada target pasarmu.
Secara keseluruhan, cloud kitchen adalah konsep bisnis kuliner yang cocok untuk semua skala bisnis. Pasalnya, sebagai pemilik bisnis, kamu dapat memangkas dua biaya operasional utama, yakni sewa tempat dan tenaga kerja non-dapur. Sehingga, modal yang tersisa dapat dialokasikan untuk pengembangan produk atau strategi pemasaran yang lebih optimal.
BACA JUGA: 8 Tantangan Bisnis Kuliner yang Sering Dihadapi, Apa Saja?
Kamu memiliki passion dan mimpi untuk berbisnis kuliner? Jangan biarkan modal jadi penghalangmu untuk memulai. Yuk, coba bisnis berkonsep cloud kitchen. Berikut benefit-nya:
Melalui cloud kitchen, kamu dapat menciptakan lebih dari satu brand F&B, tetapi tetap menggunakan dapur yang sama atau berdekatan untuk efisiensi operasional. Dengan sistem ini, tim-mu bisa menyiapkan berbagai bahan baku secara massal agar lebih efektif dalam mengolah beragam menu.
Ada beberapa faktor yang membuat biaya operasional restoran lebih besar, misalnya gaji staf, modal perlengkapan seperti etalase, meja, kursi, interior, peralatan makan, dan inventaris lainnya.Dengan cloud kitchen, semua pengeluaran tersebut bisa dihilangkan, sehingga modal awal dapat ditekan lebih efektif.
Menurut laporan We Are Social dan Hootsuite (2024), 79% dari total populasi Indonesia adalah pengguna media sosial. Ini menjadi peluang bagi pelaku usaha kuliner untuk menciptakan menu yang sesuai dengan tren. Pasalnya, para pengguna sosial media tersebut lebih mudah mengalami FOMO (fear of missing out).
Fenomena semacam ini tak jarang terjadi di Indonesia. Misal, di tahun 2023, masyarakat berbondong-bondong mencari kue yang sedang populer di TikTok seperti seperti croffle. Kemudian, pada tahun 2024, muncul tren makanan lainnya seperti coklat dubai. Lalu, akhir-akhir ini, bika ambon menjadi salah satu makanan yang cukup ramai diperbincangkan di kalangan influencer.
Ketika tren mulai meredup, kamu tidak perlu khawatir menghapus menu tersebut. Cukup perbarui daftar menu di platform third-party aggregator tanpa perlu perubahan besar pada operasional bisnismu.
Meskipun tidak melakukan marketing spend besar-besaran, kamu tetap bisa mendapatkan eksposur digital melalui third-party aggregator. Jika produkmu lezat dan berkualitas, pelanggan pun cenderung memberikan ulasan beserta rating positif. Hal ini akan meningkatkan visibilitas toko dan menu yang kamu tawarkan.
BACA JUGA: Cara Jitu Meningkatkan Brand Awareness Bisnis Lewat Konten Instagram
Jika cloud kitchen milikmu sudah terintegrasi dengan sistem pemesanan online, kamu dapat lebih mudah merekap semua transaksi. Ada budget lebih? Kamu bisa meningkatkan akurasi laporan dengan menggunakan sistem POS (point of sale). Salah satu provider sistem point of sale yang bisa kamu manfaatkan adalah Youtap POS. Ada banyak fitur dan benefit yang akan bisa didapat dari Youtap POS, contohnya laporan transaksi, laporan harian, manajemen produk, manajemen stok bahan baku, dan puluhan fitur lainnya.
Cloud kitchen sangat ideal untuk pelaku usaha yang senang bereksperimen membuat menu baru. Bila kreasi menu-mu kurang disukai pelanggan, segera hilangkan daftarnya dalam menu ya, Teman Youtap.
Karena pemesanan dilakukan secara online, pengelola usaha lebih mudah menganalisis perilaku pelanggan secara lebih detail. Hal ini membuatmu lebih fleksibel dalam menyesuaikan jadwal buka tutup toko tanpa mengurangi kepuasan pelanggan.
Dengan sistem cloud kitchen, kamu dapat memperkirakan stok bahan berdasarkan data pesanan sebelumnya, sehingga risiko makanan terbuang menjadi lebih kecil. Selain itu, karena tidak ada layanan dine-in, maka tak akan ada sisa makanan dari pelanggan yang perlu dibuang.
Memulai bisnis F&B dengan cloud kitchen jauh lebih hemat dibandingkan membuka restoran konvensional. Sehingga, para chef non pengalaman dapat memasuki industri ini dengan mudah dan minim risiko.
BACA JUGA: 4 Tantangan Bisnis Bagi Pemula yang Harus Diwaspadai Agar Tidak Salah Langkah
Cloud kitchen memberi fleksibilitas bagi pebisnis untuk memperluas jangkauan tanpa harus membuka cabang baru secara fisik. Jika bisnis berkembang, kamu juga bisa memperluas kapasitas dapur atau menambahkan brand F&B lain dalam satu dapur yang sama, tanpa harus menambah investasi yang besar.
Bisnis berkonsep cloud kitchen dapat dijalankan dalam skala lokal maupun nasional. Secara umum, di Indonesia, ini beberapa bisnis yang cocok diterapkan dengan cloud kitchen:
BACA JUGA: Demi Capai Bisnis Kuliner Sukses, Ini Tips Jitu yang Harus Diketahui Pemilik Usaha!
Setiap model cloud kitchen memiliki keunggulannya tersendiri. Ini tergantung pada skala usaha, target pasar, serta efisiensi biaya yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa jenis cloud kitchen yang umum digunakan dalam industri kuliner.
Model ini diterapkan oleh restoran besar yang sudah memiliki reputasi tinggi. Umumnya, resto jenis ini menawarkan menu cepat saji. Mereka mengandalkan tim pengiriman sendiri untuk memastikan kualitas pelayanan tetap terjaga. Di Indonesia, contohnya adalah Hokben Kitchen milik Hoka Hoka Bento.
Restoran yang bekerja secara mandiri umumnya hadir dari kalangan UMKM dalam skala rumah tangga. Jadi, konsep cloud kitchen yang digunakan tidak mengacu pada penyewaan kitchen, melainkan mengandalkan dapur dengan properti milik pribadi. Bila kamu seorang pecinta seafood, mungkin brand Kepiting Nyinyir sudah tak asing bagimu. Ini adalah salah satu contoh restoran mandiri yang fokus pada layanan pesan antar.
BACA JUGA: 7 Strategi Usaha Kuliner untuk Hadapi Ketatnya Persaingan Bisnis
Shared kitchen adalah konsep di mana beberapa brand atau bisnis kuliner berbagi fasilitas dapur dalam satu lokasi. Dengan konsep ini, para pelaku usaha dapat menghemat biaya operasional karena biaya sewa dibagi bersama. Model ini sangat cocok bagi UMKM yang ingin memperluas jangkauan tanpa harus mengeluarkan modal besar. Di Indonesia, salah satu contoh shared kitchen yang telah berkembang adalah Yummy Kitchen.
Berbeda dengan dapur bersama, dalam model ini satu brand memiliki ruang dapur khusus di dalam fasilitas cloud kitchen. Ruangan yang lebih private akan membuatmu lebih mudah mengontrol operasional. Namun, biayanya yang dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan shared kitchen. Mangkokku merupakan salah satu contoh brand yang membangun dedicated kitchen.
Multi-brand cloud kitchen adalah konsep di mana satu perusahaan mengelola beberapa merek makanan dalam satu lokasi. Dengan konsep ini, satu perusahaan dapat mengoperasikan berbagai jenis makanan dari satu dapur, sehingga lebih efisien dalam penggunaan bahan baku dan tenaga kerja.
Salah satu contoh brand yang mengadopsi konsep ini adalah Dailybox Group. Awalnya, brand ini hanya beroperasi melalui multi-brand cloud kitchen, tetapi kini konsumen juga dapat menikmati produknya secara dine-in.
BACA JUGA: Cara Tepat Menentukan Menu Usaha Kuliner
Di Indonesia, Legit Group menyediakan layanan cloud kitchen bagi berbagai brand, sehingga pemilik brand tidak perlu mengelola dapur sendiri. Model ini dikenal sebagai outsourced cloud kitchen. Dalam model ini, penyedia cloud kitchen bertanggung jawab atas operasional dapur, sementara brand hanya perlu fokus pada pengembangan menu dan strategi branding.
Pod dapur merupakan dapur kecil yang ditempatkan dalam kontainer atau unit modular yang dapat dipindahkan ke lokasi strategis. Model ini lebih fleksibel dibandingkan cloud kitchen biasa karena dapat dengan mudah dipindahkan ke daerah dengan permintaan tinggi. Salah satu brand yang menerapkan konsep ini adalah Jatinangor House.
BACA JUGA: 9 Cara Memulai Bisnis Kuliner Dengan Modal Kecil
Sebagai bahan pertimbangan, Youtap telah merangkum berbagai tantangan serta solusi dari konsep cloud kitchen:
Persaingan dalam bisnis cloud kitchen sangat ketat karena pelanggan dihadapkan pada banyak pilihan merchant di platform digital. Tanpa kehadiran lokasi fisik, brand harus bersaing dalam hal tampilan aplikasi, ulasan pelanggan, serta strategi pemasaran.
Tak hanya itu, perang harga antar-merchant juga kerap terjadi. Untuk mengatasinya, kamu perlu mengoptimalkan strategi pemasaran digital. Contohnya memanfaatkan media sosial untuk media promosi, bekerja sama dengan influencer, atau memanfaatkan fitur ads yang tersedia pada third parties aggregator.
Karena hanya beroperasi secara online, restoran cloud kitchen memiliki tantangan dalam membangun brand awareness yang kuat. Untuk meningkatkan visibilitas, kamu bisa menjalankan berbagai campaign marketing atau membangun brand image yang menarik agar lebih mudah diingat pelanggan.
Misalnya, saat pertama kali beroperasi, Dailybox menggandeng Chef Juna dan Chef Renata dalam materi promosi mereka. Strategi ini berhasil meningkatkan minat pelanggan dan memperkuat daya tarik brand.
Banyak cloud kitchen mengandalkan tenaga kerja paruh waktu atau sistem on-demand untuk menekan biaya operasional. Namun, strategi ini juga menghadirkan tantangan dalam menjaga kualitas layanan, terutama jika tingkat staff turnover tinggi.
Tanpa pelatihan yang memadai, risiko kesalahan dalam pengolahan atau pengemasan makanan akan meningkat. Sebagai solusi, pengelola perlu menerapkan SOP yang jelas. Hal ini bisa juga didukung dengan teknologi seperti kitchen display system (KDS), guna memastikan setiap pesanan disiapkan dengan standar yang konsisten.
Tanpa interaksi langsung, pemilik atau pengelola cloud kitchen akan kesulitan mengetahui apakah pelanggan puas dengan hidangan yang mereka santap. Di sisi lain, ulasan dalam delivery platform belum tentu mencerminkan pendapat mayoritas pelanggan.
Untuk itu, cobalah proaktif meminta feedback melalui WhatsApp atau media sosial. Beri penawaran diskon khusus bagi pelanggan yang bersedia memberikan ulasan.
Sebagian besar cloud kitchen bergantung pada platform pihak ketiga untuk menjangkau pelanggan. Jika bisnismu berada dalam posisi ini, artinya kendalimu terhadap customer experience menjadi terbatas.
Perubahan kebijakan, kenaikan komisi, atau gangguan teknis pada aplikasi dapat berdampak langsung pada operasional dan profitabilitas bisnis. Untuk mengurangi ketergantungan, kamu bisa menyediakan opsi pemesanan langsung melalui WhatsApp Business serta mengelola armada pengiriman sendiri.
Jika ingin lebih profesional, pertimbangkan penggunaan fitur Pesan dari HP dari Youtap POS. Dengan fitur ini, pelanggan dapat memesan menu dengan mudah melalui QR E-menu, sehingga meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan.
BACA JUGA: Merchant Bisa Atur Layanan Pengiriman Kurir Toko untuk Metode Pesanan di Fitur Pesan dari HP (PHP) Kurir Toko Configuration Youtap POS
Platform seperti GrabFood dan GoFood biasanya mengenakan komisi hingga 30% dari setiap transaksi. Namun tak perlu khawatir, cukup sesuaikan harga jual produkmu di platform.
Misalnya, jika harga normal untuk penjualan offline adalah Rp50.000, maka kamu dapat menetapkan harga Rp65.000 di platform third-party aggregator guna menutupi biaya komisi.
Karena makanan tidak disajikan langsung kepada pelanggan, kualitasnya dapat berubah selama proses pengantaran. Maka, sebaiknya terapkan sistem quality control yang. Tujuannya untuk memastikan makanan tetap dalam kondisi optimal saat diterima pelanggan.
Selain itu, gunakan kemasan yang dapat menjaga suhu dan tekstur makanan / minuman, sehingga kualitasnya tetap terjaga hingga sampai di tujuan.
Pasokan bahan baku yang stabil menjadi salah satu kunci kesuksesan cloud kitchen. Keterlambatan pengiriman atau kenaikan harga bahan dapat mengganggu operasional dan profitabilitas bisnis.
Antisipasi hal ini melalui kerja sama dengan pemasok alternatif. Dengan demikian, stok bahan baku akan tetap terjaga.
BACA JUGA: Apa Itu Supplier (Pemasok): Definisi, Jenis, dan Tanggung Jawabnya
Lokasi cloud kitchen sangat menentukan jangkauan layanan pengiriman. Jika dapur berada di lokasi yang kurang strategis, maka waktu pengantaran akan lebih lama. Ini berisiko menurunkan kualitas makanan dan kepuasan pelanggan.
Jadi, pilihlah cloud kitchen yang dekat dengan target pasar agar pengiriman lebih cepat dan efisien. Selain itu, kamu juga bisa bekerja sama dengan berbagai layanan pengiriman untuk memperluas jangkauan.
Berbeda dengan restoran konvensional, cloud kitchen sepenuhnya bergantung pada pesanan daring. Oleh karena itu, kamu perlu memaksimalkan strategi digital marketing untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan visibilitas brand.
Saat ini, beberapa cloud kitchen mulai mengadopsi konsep hybrid dengan menyediakan area kecil untuk take-away, sehingga pelanggan memiliki opsi pembelian yang lebih fleksibel.
Pelaku usaha perlu mengalokasikan biaya mulai dari Rp2,5 juta per bulan untuk menyewa cloud kitchen, seperti yang ditawarkan oleh Dapur Hub. Namun, harga sewa dapat bervariasi tergantung pada lokasi, skala, dan jenis cloud kitchen. Jangan lupa untuk menyesuaikan pemilihan tempat dengan modal yang ada.
Karena sebagian besar pesanan dilakukan secara daring, teknologi memegang peran krusial dalam bisnis cloud kitchen. Kamu perlu sistem yang dapat mengelola pesanan, pembayaran, dan operasional dapur secara efisien.
Semua ini bisa dilakukan dengan Point of Sale (POS) dari Youtap POS, yang menawarkan berbagai keuntungan, seperti:
Selain itu, Youtap juga memiliki e-commerce BOS, yang telah bekerja sama dengan supplier bahan baku makanan berkualitas tinggi dengan harga kompetitif. Keunggulannya? Youtap POS dan BOS sudah terintegrasi, sehingga pencatatan keuangan menjadi lebih akurat.
Yuk, mulai bisnis kulinermu sekarang! Gunakan Youtap POS untuk mengoptimalkan profit dan operasional restoranmu.