Dalam bahasa Indonesia, ritel adalah konsep bisnis yang dikenal juga dengan istilah eceran. Di rantai pasok (supply chain), ritel menempati posisi penting setelah produsen, distributor, dan grosir. Pasalnya, ritel berhubungan langsung dengan konsumen akhir.
Menariknya, sektor ritel di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Pada Februari 2025, penjualan ritel tumbuh sebesar 2,0% secara tahunan. Angka ini melonjak signifikan dari hanya 0,5% di Januari yang merupakan titik terendah dalam sembilan bulan terakhir.
Dengan kata lain, semakin banyak pelaku usaha di Indonesia yang mulai fokus dan sukses di bidang ritel. Apakah kamu juga tertarik untuk mencoba? Jika ya, yuk pelajari dulu seluk-beluk bisnis ritel lewat artikel ini.
Retail / ritel adalah proses penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir (end user). Inilah mengapa ritel erat kaitannya dengan model B2C (Business to Consumer), yaitu hubungan bisnis langsung antara pelaku usaha dan pembeli individu.
Berbeda dengan grosir yang menjual barang dalam jumlah besar untuk dijual kembali, ritel umumnya menjual produk dalam satuan kecil untuk penggunaan pribadi atau rumah tangga.
Karena konsumen membeli dalam jumlah terbatas, harga ritel cenderung lebih tinggi dibanding harga grosir. Sebab, harga ritel merupakan harga jual akhir suatu produk kepada konsumen, yang biasanya sudah mencakup biaya produksi, distribusi, margin keuntungan peritel, dan pajak.
Jika ingin memulai bisnis ritel, penting bagimu mengetahui alur rantai pasoknya terlebih dahulu. Proses ini biasanya dimulai dari produsen yang membuat barang, kemudian grosir membelinya dalam jumlah besar dan menjualnya kepada peritel.
Selanjutnya, peritel akan mendistribusikan produk tersebut secara langsung kepada konsumen akhir. Dalam sistem ini, ritel berfungsi sebagai penghubung kebutuhan konsumen dan berkontribusi pada kelancaran distribusi produk di tingkat nasional.
Praktik ritel di lapangan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. Aktivitas penjualan bisa terjadi di toko fisik seperti warung madura, online shop (toko online), supermarket, mini market, department store, hingga e-commerce.
Selain menjual barang, ritel juga berkaitan erat dengan sektor jasa, terutama dalam hal pelayanan pelanggan. Salah satu aspek penting dari sektor ini adalah keberadaan pekerja ritel, yaitu individu yang terlibat langsung dalam proses penjualan barang atau jasa kepada konsumen.
Pekerja ritel dapat berperan sebagai frontliner, seperti kasir dan tenaga penjual, maupun di bagian belakang seperti manajer toko dan pengelola stok. Peran mereka sangat krusial karena menjadi penghubung langsung antara perusahaan dan konsumen akhir.
BACA JUGA: Apa Itu Grosir? Ini Definisi, Keuntungan, dan Bedanya dengan Eceran
Pada hakikatnya, bisnis ritel memberi banyak keuntungan baik untuk penjual maupun pembeli. Berikut beberapa fungsi contoh ilustrasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu fungsi utama bisnis ritel adalah menghadirkan beragam produk kebutuhan langsung di tengah-tengah masyarakat. Dengan begitu, pembeli tidak perlu bersusah payah mencari barang dari produsen.
Misalnya, ketika kamu menjual susu, beras, dan minyak goreng di warung sembako, maka kamu sebenarnya telah mempermudah seorang ibu rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Sang ibu cukup berjalan kaki ke tokomu tanpa harus pergi ke pasar besar atau distributor.
Produsen umumnya menjual produk dalam jumlah besar kepada distributor atau grosir. Setelah itu, ritel berperan sebagai jembatan terakhir yang menghubungkan produk-produk tersebut dengan end user.
Jadi, sebuah perusahaan yang memproduksi ribuan botol minuman tidak perlu menjual produk satu per satu secara langsung.
Botol-botol minuman itu akan didistribusikan ke berbagai toko ritel, sehingga konsumen dapat membelinya dengan mudah sesuai kebutuhan mereka.
Ritel juga berperan sebagai tempat pertama di mana konsumen mengenal produk baru. Misalnya, ketika brand camilan Chitato meluncurkan varian rasa terbaru, produk tersebut biasanya langsung dipajang di rak terdepan minimarket lengkap dengan promosi menarik, seperti beli satu gratis satu. Ini merupakan strategi pemasaran yang efektif untuk menarik perhatian pembeli potensial secara langsung.
Bila kamu menjadi pebisnis ritel, maka kamu akan sering berinteraksi langsung dengan pelanggan. Hal ini dapat memudahkanmu dalam mengamati perilaku pasar, minat, dan tren yang sedang berkembang.
Kamu bisa mengetahui makanan apa yang lebih disukai konsumen saat musim hujan, atau jaket warna apa yang paling banyak diminati pelanggan. Informasi ini bisa menjadi bekal berharga untuk menentukan strategi produksi ke depannya.
Salah satu kelebihan bisnis ritel adalah fleksibilitas dalam menawarkan layanan tambahan yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Contohnya, Family Market di Jakarta menghadirkan sistem pembayaran yang tidak hanya cashless, tetapi juga sudah terintegrasi dengan sistem POS (point of sale) dari Youtap Indonesia.
Dengan begitu, saat berada di kasir, pelanggan cukup fokus pada satu mesin karena daftar belanja dan kode QRIS untuk pembayaran sudah tampil di layar yang sama.
Toko ritel yang tersebar luas membantu memudahkan akses belanja masyarakat. Bahkan di daerah terpencil, keberadaan toko ritel modern memungkinkan penduduk memperoleh produk seperti sabun bayi, makanan kemasan, hingga vitamin yang sebelumnya sulit didapatkan. Dengan demikian, ritel berperan dalam mendukung gaya hidup masyarakat yang lebih sehat dan praktis.
Sebagai titik akhir dalam rantai distribusi (supply chain), toko ritel menghadirkan berbagai brand, varian, dan ukuran dalam satu jenis produk.
Sebagai contoh, di sebuah supermarket besar, konsumen bisa menemukan sabun mandi dari merek lokal hingga internasional, mulai dari kemasan sachet hingga ukuran jumbo.
Keberagaman ini mempermudah konsumen untuk berbelanja sesuai preferensi dan anggaran yang ada.
Produk dari produsen biasanya dikemas dalam jumlah besar dan belum sesuai untuk konsumsi individu. Sebagai contoh, ketika seorang petani menjual wortel dalam karung besar ke pasar induk, maka pedagang ritel akan membaginya kembali dalam takaran satu kilogram atau bahkan seperempat kilo untuk dijual kepada ibu-ibu rumah tangga di pasar tradisional.
Pernahkah kamu pergi ke supermarket lalu melihat seorang sales dari sebuah brand yang memberikan edukasi mengenai produk tertentu? Hal ini menjadi bukti bahwa toko ritel bisa berfungsi sebagai media edukasi bagi konsumen sebelum membeli barang.
Contoh lain, di toko elektronik misalnya, pengunjung bisa bertanya langsung kepada staf mengenai perbandingan antara dua model kulkas. Konsumen juga dapat mencoba fitur-fitur produk langsung di tempati, sehingga keputusan pembelian menjadi lebih tepat.
Bisnis ritel turut menciptakan lapangan kerja bagi berbagai lapisan masyarakat. Ilustrasinya, ketika kamu membuka minimarket di kota kecil, maka kamu akan membutuhkan pegawai seperti kasir dan staff gudang.
Dengan demikian, ritel membantu mengurangi pengangguran sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
BACA JUGA: 7 Cara Paling Jitu Membangun Tim Kerja yang Solid
Meskipun terlihat sederhana karena “hanya” menjual langsung ke konsumen, nyatanya bisnis ritel memiliki tantangan yang tak bisa kamu abaikan. Salah satu tantangan di dunia ritel adalah persaingan yang ketat. Mari, simak pemaparan lengkapnya berikut ini:
Kamu perlu menyeimbangkan antara ketersediaan stok dan pengendalian biaya. Di satu sisi, kamu harus memastikan agar tokomu tidak understock. Namun di sisi lain, overstock pun bisa menjadi masalah karena berisiko memperbesar biaya penyimpanan.
Untuk itu, penting bagimu menggunakan fitur Manajemen Inventaris. Salah satu rekomendasi software terbaik yang bisa kamu gunakan adalah aplikasi usaha Youtap POS. Fitur ini membantumu melacak stok dan memprediksi permintaan pasar secara real-time.
Tak hanya itu, kamu juga bisa menjalin kerja sama dengan supplier terpercaya yang menawarkan harga kompetitif. Banyak pilihan supplier lokal maupun nasional yang dapat kamu temukan langsung melalui aplikasi Youtap BOS.
Menemukan karyawan yang terampil dan berpengalaman dalam industri ritel bukanlah hal yang mudah. Lebih dari itu, tantangan lain yang harus dihadapi adalah tingginya tingkat employee turnover.
Hal ini terjadi karena semakin banyak karyawan yang bekerja bukan sekadar demi gaji, tetapi juga mencari lingkungan kerja yang positif dan peluang untuk mengembangkan karier.
Sebagai solusi, selain memberikan pelatihan, kamu juga bisa menawarkan sistem apresiasi yang terstruktur. Kombinasi keduanya dapat membantu mengurangi turnover sekaligus meningkatkan loyalitas karyawan.
Meskipun kamu sudah melakukan promosi besar-besaran, konversi bisa tetap rendah jika target pasarnya tidak sesuai.
Karena itu, penting untuk membangun kehadiran digital yang bukan hanya menarik perhatian, tetapi juga relevan bagi target pasarmu.
Sebagai langkah konkret, kamu bisa menawarkan insentif seperti diskon atau menghadirkan sistem pengumpulan poin khusus member melalui loyalty program.
BACA JUGA: Apa Itu Loyalty Program dan Contoh-Contohnya?
Mendapatkan pelanggan baru memang penting, tetapi mempertahankan mereka agar melakukan repeat order merupakan tantangan tersendiri. Apalagi di era digital seperti sekarang, di mana pelanggan dapat dengan mudah membandingkan harga dan beralih ke kompetitor hanya dalam beberapa klik.
Oleh karena itu, penting untuk membangun competitive advantage yang membuat tokomu lebih menonjol dibanding pesaing.
Sebagai contoh, kamu bisa menawarkan kebijakan penukaran barang selama nota pembelian masih ada dan kondisi barang tidak rusak.
Karyawan di sektor ritel umumnya bekerja dengan sistem shifting. Tak jarang, beberapa ritel juga memperbolehkan skema kerja part time bagi karyawannya.
Kondisi ini membuat pengaturan komunikasi internal menjadi lebih kompleks, terutama jika kamu memiliki banyak cabang di lokasi berbeda.
Jika tidak dikelola dengan baik, situasi tersebut dapat menimbulkan kebingungan di antara tim, yang pada akhirnya berdampak pada pencapaian target bisnis.
Untuk itu, kamu bisa mempertimbangkan penggunaan platform kerja digital atau HRIS guna membantu manajemen kinerja dan komunikasi karyawan secara lebih efisien.
Perkembangan teknologi di sektor ritel berlangsung sangat pesat. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kamu untuk terus mengikuti dan mengadopsi inovasi tersebut.
Salah satu teknologi krusial yang perlu segera diterapkan adalah sistem pembayaran. Terlebih jika tokomu berada di area perkotaan, kamu perlu menyesuaikan diri dengan tren konsumen masa kini yang sebagian besar telah menjadi bagian dari cashless society.
Pastikan kamu menyediakan metode pembayaran non-tunai melalui QRIS, baik dalam bentuk MPM (merchant presented mode) maupun CPM (customer presented mode). Youtap POS dan Youtap Pay menjadi solusi yang dapat kamu andalkan.
Selain menawarkan proses pembayaran yang cepat, keduanya juga telah terintegrasi dengan berbagai acquirer seperti BCA, BNI, BTN, Indodana, Kredivo, LinkAja, OTTOPAY, OVO, hingga ShopeePay.
Karyawan ritel kerap menghadapi berbagai tekanan, mulai dari pekerjaan yang monoton, beban kerja berat, hingga komplain pelanggan yang tiada henti.
Jika dibiarkan terus-menerus, tekanan ini bisa menimbulkan burnout yang berdampak pada meningkatnya absensi dan turunnya produktivitas.
Karena itu, penting bagimu untuk memperhatikan kesejahteraan mereka. Salah satu langkah sederhananya adalah memberikan hari libur yang adil dan mempermudah proses pengajuan cuti.
Dengan semakin banyaknya pilihan belanja, terutama melalui omnichannel, frekuensi pengembalian produk (refund) pun ikut meningkat. Kondisi ini tentu dapat menimbulkan kerugian besar bagi industri retail.
Ada berbagai faktor yang memicu pengembalian produk, mulai dari sistem pemesanan yang tidak sinkron, produk yang rusak selama pengiriman, hingga potensi penipuan dalam proses pengembalian.
Inilah mengapa, penting bagimu untuk mengetahui alasan di balik setiap pengembalian. Jika memungkinkan, bagikan temuan tersebut kepada produsen sebagai masukan agar kualitas produk dapat ditingkatkan.
Inflasi berdampak pada berbagai aspek bisnis, mulai dari biaya bahan baku, sewa, hingga gaji karyawan. Dampaknya juga terasa pada daya beli konsumen yang menurun, sehingga kamu perlu cermat dalam menyusun strategi bisnis.
Menaikkan harga bisa menjadi solusi, tetapi jika terlalu tinggi, pelanggan akan beralih pada kompetitor. Untuk mengantisipasi hal ini, bangunlah rantai pasok yang lebih luas agar tidak bergantung pada satu pemasok saja.
Selain itu, pelayanan prima bisa membantu mempertahankan loyalitas pelanggan, bahkan ketika kamu menaikkan harga produk.
Persaingan yang ketat juga menjadi tantangan besar dalam industri ritel. Banyaknya kompetitor, baik toko fisik maupun online, membuat pelanggan memiliki lebih banyak pilihan untuk membandingkan harga, kualitas, hingga pengalaman berbelanja.
Jika tidak diantisipasi, hal ini bisa membuat tokomu kehilangan pelanggan secara perlahan. Maka dari itu, kamu perlu memperkuat diferensiasi merek (brand differentiation) agar tetap unggul di tengah padatnya persaingan.
Misalnya, kamu bisa menawarkan layanan pesan antar atau mengemas produk dengan wadah yang ramah lingkungan. Kedua hal ini dapat meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan.
BACA JUGA: Cara Tepat Monitor Kompetitor Bisnis untuk Dukung Pengembangan Kualitas Maupun Pelayanan Lebih Baik
Dalam menjalankan bisnis ritel, ada berbagai faktor penting yang perlu kamu perhatikan agar usahamu bisa berkembang secara optimal. Simak penjelasannya di bawah ini:
Lokasi adalah salah satu penentu utama keberhasilan bisnis ritel. Pilihlah tempat usaha yang mudah dijangkau konsumen, seperti yang dekat dengan pusat transportasi umum, kawasan perkantoran, atau pemukiman padat.
Selain itu, pastikan lokasi tersebut memiliki akses yang nyaman serta berada di area dengan lalu lintas pejalan kaki yang tinggi.
Oh ya, jangan lupa untuk pilih lokasi yang sesuai dengan anggaran dan potensi pasar di sekitarnya.
Sebab, terkadang biaya sewa yang lebih tinggi belum tentu memberikan keuntungan yang sebanding jika pasar di lokasi tersebut terbatas.
Fasilitas umum yang memadai juga memainkan peran penting dalam menarik minat konsumen. Ketersediaan tempat parkir, toilet, hingga akses kendaraan umum yang mudah akan memberi kenyamanan ekstra bagi pelanggan.
Saat pelanggan merasa nyaman, mereka akan cenderung menghabiskan waktu lebih lama di toko. Pada akhirnya, semakin lama mereka berada di tokomu, semakin besar pula peluang terjadinya pembelian tambahan.
BACA JUGA: 10 Tips Menentukan Lokasi Usaha Strategis dan Menguntungkan
Sebelum membuka toko, pastikan lokasi usahamu memiliki legalitas yang jelas dan bebas dari sengketa.
Selain itu, kamu juga perlu mengurus izin usaha sesuai dengan peraturan pemerintah setempat, karena kepatuhan terhadap regulasi tidak hanya mencegah masalah hukum di masa depan, tetapi juga membangun citra positif bagi bisnismu.
Apalagi, kini proses pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) bisa dilakukan dengan mudah dan gratis melalui situs OSS (Online Single Submission).
BACA JUGA: Persyaratan dan Cara Daftar UMKM Secara Online
Harga menjadi salah satu pertimbangan utama bagi konsumen sebelum mereka memutuskan untuk membeli.
Karena itu, kamu perlu menetapkan harga yang kompetitif: tidak terlalu tinggi sehingga pelanggan beralih, dan tidak terlalu rendah yang justru merugikan bisnismu.
Kamu dapat melakukan analisis harga pasar serta nilai produk untuk menentukan harga yang tepat.
Suasana toko yang nyaman dan menarik dapat menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
Pengaturan interior, pencahayaan yang tepat, serta penggunaan musik yang sesuai dapat meningkatkan daya tarik toko kamu.
Ketika pelanggan merasa betah, mereka cenderung kembali lagi atau bahkan merekomendasikan toko kamu kepada orang lain.
Terdapat berbagai jenis klasifikasi bisnis ritel yang disesuaikan dengan model dan kebutuhan pasar, yaitu:
Sesuai namanya, ritel fisik mengacu pada toko yang harus dikunjungi langsung oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Indomaret adalah salah satu contoh toko ritel fisik yang dapat ditemukan di berbagai lokasi di Indonesia.
Berbeda dengan ritel fisik, retail online mempermudah konsumen untuk membeli barang melalui internet. Proses transaksi dilakukan sepenuhnya secara online, tanpa perlu datang ke toko fisik.
Model ini semakin populer karena memberikan kemudahan dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Beberapa contoh toko ritel online di Indonesia adalah Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.
Usaha ritel ini dimiliki dan dijalankan oleh seorang individu atau keluarga. Umumnya, sang owner terlibat langsung dalam setiap aspek operasional, mulai dari manajemen hingga pemasaran. Mayoritas ritel independen menjalankan usahanya dalam skala kecil.
Berbeda dengan pengecer independen, retail umum adalah model pengecer yang lebih besar dan biasanya sudah berkembang menjadi perusahaan besar. Bisnis ritel jenis ini memiliki cabang di berbagai lokasi dan menawarkan produk dalam jumlah besar.
Salah satu contohnya adalah Transmart, yang menjual berbagai macam produk mulai dari bahan makanan hingga elektronik.
Waralaba adalah model ritel yang memungkinkan seseorang membeli hak untuk menggunakan nama merek dan sistem bisnis yang telah ada. Keuntungan dari franchise adalah pemiliknya tidak perlu membangun brand dari nol.
Sebab, franchisee cukup mengikuti sistem yang telah ditentukan olehfranchiser. Salah satu contoh besar waralaba di Indonesia adalah McDonald's.
BACA JUGA: 9 Keuntungan Bisnis Franchise yang Punya Banyak Peluang Sukses!
Dalam model ini, pengecer menjual produk dari merek tertentu tanpa membayar lisensi atau hak jual seperti pada waralaba. Jadi, dealer dapat menjual produk yang sudah dikenal atau fokus pada produk tertentu.
Sebagai contoh, Honda dan Toyota memiliki dealer resmi di berbagai kota di Indonesia, seperti Auto2000 yang menjual mobil Toyota.
MLM atau Multi Level Marketing adalah ritel yang mengandalkan jaringan distribusi untuk memasarkan produk. Misalnya, Oriflame mengandalkan agen-agen atau distributor yang menjual produk secara langsung ke konsumen, sambil mencari anggota baru untuk bergabung dalam jaringan penjualan.
Retail barang adalah toko yang menjual produk fisik untuk langsung digunakan oleh konsumen. Jenis ini mencakup berbagai kebutuhan, mulai dari barang sehari-hari hingga elektronik.
Contoh retail barang adalah Erafone untuk produk elektronik, dan Matahari yang menjual pakaian serta produk fashion style lainnya.
Berbeda dari retail barang, retail jasa menawarkan layanan, bukan produk fisik. Contohnya adalah Tix ID yang menyediakan layanan pembelian tiket bioskop, atau bengkel mobil seperti Honda yang melayani perbaikan dan perawatan kendaraan.
Retail non-toko menjual produk melalui media selain toko fisik, seperti situs online atau mesin otomatis (vending machine). Contohnya adalah vending machine yang menyediakan makanan dan minuman ringan di tempat umum dan halte-halte di Jakarta.
Jenis ritel ini beroperasi dalam skala besar, menawarkan produk dalam jumlah banyak, dan biasanya berlokasi di area yang modern dan luas. Contohnya adalah Hypermart, Carrefour, dan Giant, yang menyediakan beragam produk dengan harga kompetitif.
Ritel skala kecil biasanya bersifat tradisional dan dijalankan oleh individu atau keluarga. Barang yang dijual umumnya dalam jumlah kecil atau satuan. Contoh ritel jenis ini adalah Warung Tegal, Warung Madura, atau butik pakaian dari local brand.
Convenience product mengacu pada barang yang mudah dijangkau dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya sabun, pasta gigi, makanan ringan, dan kebutuhan harian lainnya.
Ritel ini menyediakan produk yang lebih jarang dibeli dan umumnya membutuhkan perbandingan harga dan kualitas. Misalnya, Matahari Department Store atau Metro yang menjual pakaian, sepatu, dan produk lainnya yang memerlukan keputusan lebih hati-hati dari konsumen.
Barang branded seperti Louis Vuitton, Rolex, atau Apple merupakan contoh specialty product, karena hanya tersedia di toko-toko tertentu dan memiliki keunikan yang membuat konsumen rela mencarinya, meskipun dibanderol dengan harga yang tinggi.
Produk yang tidak dicari setiap hari, tetapi dibutuhkan pada saat tertentu, termasuk dalam kategori unsought product. Contohnya adalah peralatan medis yang dijual di klinik atau apotek seperti Kimia Farma.
Pada dasarnya, akan lebih baik jika kamu memilih bisnis ritel yang sesuai dengan kapasitas, baik dari segi modal maupun sumber daya. Namun, sebagai inspirasi, berikut Youtap paparkan 5 contoh bisnis ritel yang cukup menguntungkan di Indonesia:
Menurut data dari Good Stats dalam survei bertajuk “Pola Konsumsi Kopi Orang Indonesia” (2024), sebanyak 40% responden menyebutkan bahwa mereka mengonsumsi dua gelas kopi setiap hari.
Sementara itu, 29% minum satu gelas per hari, dan 23% lainnya mengaku menghabiskan tiga gelas kopi per hari. Menariknya, ada 9% responden yang rutin meminum lebih dari tiga gelas kopi dalam sehari.
Tingginya antusiasme masyarakat terhadap kopi inilah yang mendorong pertumbuhan pesat bisnis kedai kopi di Indonesia, mulai dari usaha rumahan hingga jaringan waralaba ternama.
Beberapa brand yang cukup populer dan memiliki basis pelanggan setia antara lain Kopi Kenangan, Starbucks, dan Kopi Tuku.
Di tengah kehidupan kota yang serba sibuk, bisnis laundry menjadi salah satu pilihan usaha yang banyak diminati. Layanan ini memberikan solusi praktis bagi mereka yang tidak sempat mencuci pakaian sendiri karena padatnya aktivitas.
Meski begitu, modal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis ini terbilang besar. Jika kamu tertarik, franchise laundry seperti Mr Klin bisa menjadi salah satu opsi. Pasalnya, waralaba satu ini sudah memiliki sistem serta dukungan operasional yang solid.
BACA JUGA: Jenis-Jenis Bisnis Laundry yang Paling Menguntungkan
Dengan jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat, kebutuhan akan layanan perawatan kendaraan pun ikut melonjak. Tak heran, bisnis bengkel kini memiliki prospek yang cerah, terutama di kota-kota besar.
Selain servis kendaraan, bengkel juga dapat menawarkan suku cadang dan aksesori, yang turut menambah sumber pendapatan.
Meski memerlukan investasi awal yang cukup besar untuk peralatan dan perlengkapan mekanik, potensi keuntungan bengkel sangat menjanjikan, terutama jika kamu sudah memiliki basis pelanggan tetap.
BACA JUGA: Cara Mulai Bisnis Bengkel Motor yang Tepat!
Tren kecantikan kini semakin diminati, terutama di kalangan wanita. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya brand skincare atau produk perawatan kulit yang menjamur di Indonesia. Tak hanya itu, klinik kecantikan yang menawarkan perawatan wajah, tubuh, serta produk kecantikan juga tumbuh pesat dan menunjukkan potensi bisnis yang menjanjikan.
Kamu dapat memanfaatkan tren ini untuk membangun bisnis ritel skincare yang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini.
BACA JUGA: 8 Cara Memulai Bisnis Skincare yang Tepat Demi Capai Keuntungan Maksimal!
Warung Madura menjadi salah satu bentuk bisnis ritel yang semakin banyak ditemui di berbagai wilayah Indonesia, terutama di kawasan permukiman padat dan perkotaan.
Salah satu competitive advantage dari Warung Madura adalah jam operasional yang sangat fleksibel. Bahkan, tak sedikit owner yang membuka warungnya selama 24 jam.
Tak hanya itu, produk yang ditawarkan pun sangat beragam, mulai dari kebutuhan harian, makanan ringan, hingga perlengkapan rumah tangga.
Melihat karakteristik dan daya tarik tersebut, kamu bisa mempertimbangkan untuk membuka warung kelontong serupa yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di sekitarmu.
BACA JUGA: 7 Tips Jitu Memulai Usaha Toko Kelontong
Kamu ingin membuka bisnis ritel, namun takut gagal? Tak perlu khawatir, kamu dapat menerapkan strategi dari Youtap berikut ini:
Sebagian besar pebisnis ritel gagal karena stok tidak dikelola dengan baik. Maka dari itu, pastikan kamu melakukan 3 hal ini:
Pencatatan transaksi keuangan yang rapi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahan perhitungan, hindarilah pencatatan keuangan secara manual.
Gunakan aplikasi bisnis seperti Youtap POS yang menyediakan berbagai fitur seperti Laporan Harian dan Laporan Transaksi.
Kombinasi fitur ini akan memudahkanmu dalam memantau tren penjualan, meninjau catatan keuangan secara rinci, melacak produk terlaris, mengelola arus kas, serta mengidentifikasi modal penjualan dan pendapatan bersih.
Kamu dapat menikmati fiturnya melalui Free Trial 7 Hari Youtap POS, sekarang!
Preferensi konsumen terhadap setiap jenis produk cukup beragam. Maka dari itu, kamu perlu lebih jeli dalam membaca minat pasar. Sehingga, kamu dapat menyediakan produk yang benar-benar menjadi solusi atas kebutuhan pelanggan.
Contohnya, jika kamu membuka toko perlengkapan rumah tangga di area hunian keluarga muda, pertimbangkan untuk menyediakan produk yang tidak hanya fungsional, tetapi juga estetik.
Misal, selain memenuhi kebutuhan, produk seperti box serbaguna dan meja dengan desain minimalis berwarna earth tone juga selaras dengan gaya hidup serta selera visual konsumen masa kini.
Ketika kamu menjalankan bisnis ritel, jangan lupa untuk manfaatkan momen spesial seperti hari libur, musim liburan, atau perayaan besar yang dapat mendorong penjualan.
Di waktu-waktu tersebut, permintaan terhadap produk biasanya melonjak tajam. Namun, pastikan kamu sudah menyiapkan stok yang cukup dan strategi pemasaran yang menarik untuk menarik ya, Teman Youtap.
Setiap bisnis ritel memiliki karakteristik dan segmen pasar yang berbeda, sehingga strategi promosinya pun harus disesuaikan. Kamu (sebagai owner) atau divisi marketing perlu memahami perilaku konsumen agar promosi yang dijalankan dapat efektif.
Misalnya, untuk bisnis minimarket, konsumen cenderung merespons promosi yang disampaikan secara langsung seperti penawaran dari kasir, katalog mingguan, atau informasi diskon yang dipajang di etalase toko.
Berbeda dengan bisnis ritel berbasis online, digital marketing seperti video ads, kupon diskon saat live streaming, atau social media campaign bisa jadi lebih efektif.
Contoh lain, untuk layanan seperti salon atau laundry, strategi seperti program loyalitas dan pemberian kupon untuk kunjungan berikutnya akan lebih efektif untuk menjaga retensi pelanggan.
Agar strategi promosi benar-benar optimal, kamu perlu melakukan A/B testing dan benchmarking terhadap kompetitor di industri serupa.
Demikian pembahasan lengkap mengenai bisnis ritel. Bagaimana, Teman Youtap? Apakah kamu sudah memiliki gambaran yang jelas tentang bisnis ini?
Jika kamu memiliki modal yang cukup, ayo segera buka usahamu! Kamu bisa memulainya dengan membuat rencana usaha sederhana, salah satunya dengan menggunakan Bisnis Model Canvas.
Setelah itu, kamu bisa mempertimbangkan untuk berlangganan software point of sale dari Youtap POS.
Dengan puluhan fitur yang tersedia, Youtap POS akan memudahkanmu dalam mengatur operasional toko atau outlet. Mulai dari Rp2000/hari, kamu sudah bisa menikmati berbagai fitur bermanfaat dari Youtap POS.
Yuk, hubungi ALISA untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Youtap POS!