Tak hanya sekadar memiliki modal untuk membangun bisnis, namun sebagai pemilik kamu juga harus mengetahui apa yang diinginkan oleh target pasar. Tujuannya agar konsumen setia dan loyal dengan bisnis. Jika mengelola bisnis tanpa adanya strategi pasti para calon konsumen akan lebih memilih kompetitor.
Hal tersebut tentunya akan sangat merugikan bisnis, bukan? Lalu, bagaimana cara agar bisa memahami konsumen dengan baik? Tentu kamu bisa menerapkan Customer Journey Map dengan memahami beberapa langkah berikut.
Melansir dari Bamaha Digital, customer journey merupakan sebuah perjalanan konsumen saat berinteraksi dengan brand tertentu. Perjalanan yang dimaksud adalah saat pertama kali konsumen mengenal brand, melihat produk, melakukan pembelian hingga transaksi selesai.
Bila memahami customer journey para konsumen, itu artinya kamu sebagai pemilik bisnis mengetahui pola pikir mereka saat membeli produk tertentu.
Agar dapat memahami konsumen, kamu harus membuat Customer Journey Map atau yang disingkat CJM. Sederhananya, CJM ini merupakan bentuk visual dari customer journey yang tujuannya untuk memetakan langkah calon konsumen saat berinteraksi dengan produk bisnis.
Walaupun CJM tidak 100 persen akurat, namun setidaknya kamu mendapatkan gambaran umum lebih jelas terkait tindakan atau perilaku konsumen. CJM dibuat dengan mengumpulkan data dari konsumen dan calon konsumen. Lalu, mengubahnya menjadi bentuk visual agar mudah dipahami. Data ini biasanya didapatkan dari bertanya langsung ke konsumen melalui survei, riset melalui media sosial atau menggunakan tools seperti Google Analytics. CJM juga menjadi salah satu investasi yang dapat membuat bisnis tetap, mendapatkan konsumen baru bahkan mempertahankan customer retention.
Cara pertama, buatlah buyer persona untuk mengetahui siapa saja konsumen bisnismu. Ini menjadi bagian paling penting ketika akan membuat CJM.
Cara kedua, memilih persona dengan fokus pada satu atau dua persona saja. Alasannya, karena CJM melihat secara detail mengenai tahapan dan rangkaian dari jenis konsumen yang berinteraksi dengan bisnis.
Jadi, apabila kamu memasukan banyak persona, CJM tidak akurat dan justru hasilnya akan membingungkan. Oleh karena itulah, pilih sedikit persona agar kamu mudah mengidentifikasinya.
Cara ketiga, merinci seluruh touchpoint yang merupakan tempat dimana konsumen berinteraksi dengan brand saat melakukan customer journey.
Cara keempat, fokus pada tujuan CJM sehingga kamu lebih mudah mengidentifikasi apa sebenarnya diinginkan oleh konsumen. Dalam hal ini ada empat jenis CJM yang bisa dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan:
Cara kelima, melakukan test customer journey untuk diri sendiri. Jadi, sebelum mencobanya ke orang lain, lebih baik kamu mencobanya sendiri sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bila melakukan hal tersebut, maka kamu dapat mengetahui apakah CJM benar-benar efektif.
Cara keenam, membuat perubahan yang diperlukan bisnis. Ini dibutuhkan agar bisa memuaskan konsumen saat berbelanja di bisnis milikmu.
Cara ketujuh atau terakhir adalah mengembangkan CJM agar data-data yang diperoleh benar-benar efektif. Paling tidak, lakukan review CJM sebulan sekali agar dapat melihat apakah ada perubahan atau hal yang harus dikembangkan.
Itulah pengertian customer journey yang sangat bermanfaat untuk bisa membantu memahami kebutuhan konsumen. Agar bisa mendapatkan hasil yang efektif, kamu bisa ikut beberapa cara membuat customer journey map seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Lalu, untuk mendukung kelancaran seluruh kegiatan operasional bisnis, maka gunakan sistem digital Youtap POS. Dimana seluruh aktivitas bisnis dapat dilakukan secara online dengan fitur-fitur terlengkap seperti pencatatan, pembuatan laporan hingga analisis keuntungan serta kerugian. Hal ini pun tentu akan memudahkan kamu mengelola bisnis di mana saja dan kapan pun.