Dalam dunia pemasaran, tentu ada beberapa metode yang harus dilakukan untuk memperkenalkan produk kepada konsumen seperti soft selling dan hard selling. Walaupun sama-sama memiliki tujuan untuk memperkenalkan produk usaha ke masyarakat luas, namun apa perbedaan dari kedua metode tersebut? Berikut penjelasannya.
Sebelum masuk dalam pembahasan inti terkait dengan perbedaan metode pemasaran ini, kamu perlu lebih dulu mengetahui pengertian soft selling. Ini adalah metode pemasaran yang dilakukan dengan menawarkan produk atau jasa secara halus. Di mana biasanya pemasar akan memasukkan beberapa konten edukasi yang masih berkaitan dengan produk atau jasa usaha.
Sedangkan, hard selling adalah sebuah metode yang dilakukan oleh pengusaha secara langsung atau terbuka. Contohnya seperti iklan-iklan di brosur yang sering kita jumpai. Di mana pemasar langsung menawarkan konsumen produk atau jasa beserta rincian harganya.
Walaupun keduanya memiliki cara berbeda untuk memperkenalkan produk ke konsumen, namun tujuan akhirnya tetap sama yaitu merangkul konsumen untuk membelinya.
Baca juga: Wajib Tahu, Begini Konsep Strategi Pemasaran yang Tepat!
Perbedaan utama dari kedua metode pemasaran ini sebenarnya sudah dijelaskan secara singkat di atas, tetapi ada juga beberapa aspek perbedaan lainnya, seperti:
Hard selling ini adalah sebuah metode pemasaran yang dilakukan dengan pendekatan langsung dan terbuka. Singkatnya, tidak ada proses basa-basi dalam penjualan. Biasanya, konsumen akan diminta secara langsung membeli produk atau layanan yang ditawarkan. Melihat proses tersebut, jangka waktu penjualan yang dibutuhkan dalam proses hard selling terbilang cukup singkat.
Sedangkan, untuk soft selling biasanya akan membutuhkan waktu panjang dalam memperkenalkan sebuah produk atau jasa kepada konsumen. Biasanya tujuan dari soft selling ini tidak hanya untuk penjualan saja, tetapi juga memperluas jangkauan konsumen. Dengan melakukan pemasaran soft selling diharapkan konsumen bisa merekomendasikan barang kepada orang lain.
Soft selling dianggap lebih menarik konsumen karena merekomendasikan barang tidak untuk dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain. Cara seperti ini akan membantu membangun image baik pada sebuah usaha.
Sementara itu, hard selling dengan pendekatan langsung dan terbuka yang membutuhkan waktu lebih pendek tidak memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mengeksplorasi banyak terkait produk atau jasa usahamu. Hal ini pun membuat sisi ketertarikan konsumen akan berlangsung lebih singkat.
Penggunaan metode hard selling biasanya untuk bidang industri seperti keuangan perbankan, asuransi dan sejenisnya. Namun, untuk soft selling akan digunakan pada bidang-bidang seperti jasa konsultan, manufaktur dan sejenisnya.
Itulah beberapa perbedaan soft selling dan hard selling dalam pemasaran usaha. Metode pemasaran lainnya yang juga perlu dilakukan di era digital ini adalah dengan bergabung menjadi merchant Youtap. Di mana kamu bisa mendapatkan banyak sekali keuntungan untuk mengelola usaha menjadi lebih efektif dan efisien.